My Profile

Monday, 4 April 2016

Tugas KKPI : Praktik Industri

Assalamualaikum Wr Wb

Di kesempatan ini aku mau berbagi certita nih tentang pengalaman selama Praktik Industri, Aku praktik industri di salah satu perusahaan besar dan terkenal di kawasan Ciawi Bogor selama 6 bulan mulai tgl 3 Agustus 2015 sampai 27 Januari 2016, seharusnya sih cuma 5 bulan tapi karena banyak hal, alhasil kita harus nambah sebulan lagi. Gak sedih sih, malahan seneng kali bisa lama lama di Bogor hehe J .

Balik lagi ke perusahaan tempat aku Praktik Industri produk produk dari perusahaan ini sudah banyak dikenal masyarakat luas lho, ada produk susu, minuman serbuk, biskuit, sirup, sereal, dll. Perusahan ini merupakan perusahaan yang secara inovatif memproduksi berbagai produk makanan dan minuman kesehatan berkualitas internasional dengan berbagai merk yang terpercaya. Melalui berbagai produk dan event, Perusahaan ini menginspirasi dan membantu setiap individu untuk mencapai keseimbangan hidup dengan menjalankan pola hidup sehat yang menyenangkan dan memperhatikan asupan nutrisi sehingga dapat menikmati hidup sehat lebih lama.

Saat praktik industri aku ditempatkan di Divisi Rnd Departemen Lab, yakni lab kimia. Kegiatan dilab kimia setiap harinya ya menganalisa produk, bahan baku, supporting matrial, sampel IPAL dll.. tujuannya untuk mengetahui apakah sampel yang diuji memenuhi standar atau tidak. Analisa dilakukan secara konvensional dan instrumen, karena aku masih berstatus anak PKL makanya aku dapat bagian analisa konvensional, meskuipun begitu sangat dibolehkan bila ingin belajar mengenai Instrumen di Lab Kimia, ntar bakalan diajarin kok ama Lab Technya J .

Analisa yang sering banget aku lakuin di lab adalah :

1.       Analisa gula pereduksi
SOP :
1.       Timbang 20 g sampel
2.      (+) 25 mL aquadest
3.       (+) 10 mL Luff Schrool
4.      Panaskan 10 menit mendidih
5.      Dinginkan
6.      (+) 5 mL KI 20%
7.       (+) 15 mL H2SO4 25%
8.      Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N sampai kuning
9.      (+) Amylum
10.   Titrasi lagi dengan Na2S2O3 ) 0,1 N sampai berwarna milky pink

2.      Analisa Gula Total
SOP:
1.       Timbang 2 g sampel (jika padat) dan 10 g (jika cair)
2.      Masukkan dalam labu takar 250 mL (+) air sampai larut
3.       (+) 5 mL Pb asetat ½ Basa (kocok)
4.      (+) 1 tetes (NH4)2HPO4 10% bila timbul endapan putih maka penambahan Pb Asetat sudah cuup
5.      (+) 15 mL (NH4)2HPO4 10%
6.      (+) 1-2 tetes (NH4)2HPO4 10% apabila tidak ada endapan maka penambahan (NH4)2HPO4 10% sudah cukup
7.       Terra
8.      Tunggu memisah
9.      Saring supernatant liquidnya
10.   Ambil 25 mL supernatant liquid yang sudah disaring
11.   Masukkan dalam labu ukur 100 mL
12.   (+) 25 mL HCl 25%
13.   Panaskan dalam waterbath sampai suhu 68-70 C dan tunggu selama 10 menit
14.   Dinginkan
15.   (+) PP
16.   (+) NaOH 30% sampai netral (pH indikator)
17.   Terra
18.   Ambil 10 mL
19.   (+) 15 mL air
20.  (+) 25 mL Luff Schrool
21.   Panaskan sampai mendidih 10 menit
22.  Dinginkan
23.   (+) 10 mL KI 20%
24.  (+) 25 mL H2SO4 25%
25.  Titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N seperti analisa gula pereduksi
26.  Lakukan analisa blanko

3.       Analisa COD ( biasanya sampel input dan output limbah)
SOP :
1.       Siapkan erlenmeyer untuk  Blanko, Input IPAL dan Output IPAL
2.      (+) HgSO4 0,5 g
3.       (+) 3 mL H2SO4 pekat
4.      (+) batu didih
5.      (+) 25 mL K2Cr2O7
6.      (+) 25 mL H2SO4 pekat
7.       Pada masing masing erlenmeyer masukkan sampel sebanyak 25 mL.
(untuk sampel input dilakukan pengenceran 5X)
8.      Refluk selama 2 jam
9.      (+) air 100 mL
10.   Titrasi dengan Ferro Amonium Sulfat dengan indikator Ferroin . TAT : merah bata
Ppm = ( mL FAS (blanko-sampel) * N FAS * 8000 ) / mL contoh

4.      Penetapan Nilai Permanganat (Bahan Organik)
SOP
Pembebasan erlenmeyer dari zat organik :
1.       Erlemmeyer
2.      (+) 100 mL air demin
3.       (+) 5 mL H2SO4 BZO
4.      (+) tetes KMnO4 0,01 N
5.      Panaskan hingga mendidih 10 menit
6.      Pastikan warna merah pada dinding erlenmeyer tidak hilang
7.       Jika warna hilang maka tambahkan KMnO4 kembali
8.      Buang isi erlenmeyer
9.      Erlenmeyer siap digunakan
Analisa :
1.       Ambil 100 ml sampel (duplo)
2.      Masukkan dalam erlenmeyer BZO
3.       Tambah KMn04 0,01 N sampai pink
4.      (+) 5 mL H2SO4 BZO
5.      Panaskan 1 menit mendidih
6.      (+) 10 mL KMnO4 0,01 N
7.       Didihkan hingga mendidih 10 menit
8.      (+) 10 mL H2C2O4 0,01N hingga warna pink hilang
9.      Dinginkan (70 C)
10.   Titrasi cepat cepat dengan KMnO4 0,01 N hingga TAT merah muda seulas

Ppm = ((mL KMnO4 + 10 mL) – ( mL H2C2O4) * 31,6 * 106 ) / ( ml contoh * 103 )

5.      Penetapan Klorin (Titrimetri)
SOP :
1.       Timbang 1 g KI dalam erlenmeyer bertutup
2.      (+) 2 mL asam asetat glasial
3.       (+) 25 mL air demin
4.      (+) 1 mL sampel
5.      Titrasi cepat cepat dengan Na2S2O3 hingga kuning
6.      (+) amylum
7.       Titrasi kembali hingga TAT colourless (titrasi harus dilakukan cepat cepat karena klorin mudah menghilang)

Ppm = ( V pentitar * N Pentitar * 35,5 *1000 ) / Volume contoh

6.      Kemurnian Ca Ascorbate
SOP :
1.       Timbang 0,05 g Ca Ascorbate
2.      (+) 100 mL aquadest
3.       (+) Amylum
4.      Titar dengan IOD 0,1 N
Kemurnian Ca Ascorbate:
% = (((mL Iod * N IOD)/0,1) * 10,66 * 100% )/ mg sampel

Kadar Vitamin C dalam Ca Askorbat
% = (((mL Iod * N IOD)/0,1) * 8,806 * 100% )/ mg sampel

Itu tadi Cuma beberapa saja yang dijabarkan, selain itu masih banyak lagi analisa yang sering aku lakuin di Lab yakni :

Keasaman Total
Kebasaan Total
Berat jenis (gravimetri)
Brix dan Indeks Bias (Refraktometri)
Kadar lemak (majonier)
Kadar Fosfor ( spektro)
 Kadar Besi (Spektro)
Klorin (Kolorimetri)
TDS (TDS meter)
 pH (pH meter)
DHL (Konduktometer)
 Kadar Ca (titrimetri)
Kesadahan total
Dll

Selain melakukan analisa rutin seperti diatas, pastinya untuk mendukung analisa tersebut dapat dilakukan, harus dipersiapkan semua reagen yang dibutuhkan. Namun dalam hal membuat reagen ataupun larutan standar/larutan baku ada beberapa reagen yang belum pernah aku buat bahkan aku nggak tau (masih asing buat aku) dan aku baru mulai tau dan membuatnya ketika PI di Lab kimia ini, diantaranya :

1.       Vanadat-Molibdat (untuk analisa Fosfor spektro)
A.     20 g Am.Molibdat (NH4)6Mo7O24.4H2O + 400 mL air
B.     1 g Am Vanadat NH4VO3 + 300 mL air -> dinginkan -> (+) 140 mL HNO3 pekat
A + B diaduk (+) air sampai 1 L

2.      Membuat larutan Carrez (untuk preparasi sampel susu analisa Vit C HPLC)
Carrez 1 = 15 g K4[Fe(CN)6].3H2O -> 100 mL
Carrez 2 = 40 g ZnSO4.7H2O -> 100 mL

3.       Membuat luff schrool ( analisa gula)
A.     143,8 g Na2CO3 + 200 mL air demin
B.     50 g asam sitrat + air hingga 50 mL
Masukkan lar B dalam lar A. Campuran ini (+) 25 g CuSO4.5H2O

4.      Membuat FAS 0,25 N (analisa COD)
98 g Fe(NH4)2(SO4).6H2O diarutkan dalam labu ukur 1L (+) 20 mL H2SO4 pekat
Dinginkan, terra

5.      Membuat H2SO4 BZO (analisa Bahan Organik)
1 L aquadest (+) 222 mL H2SO4 pekat (+) KMnO4 sampai pink -> panaskan mendidih 10 menit (+) KMnO4 sampai pink

Itu tadi beberapa pelajaran yang aku dapat selama melaksanakan PI. Banyak ilmu yang didapat dan kegiatan PI ini sangat bermanfaat buat aku. Ini nih sedikit pelajaran yang aku dapetin selama PI semoga bermanfaat yak.. J
Hatur Nuhun





Monday, 21 March 2016

EBTA KKPI : PENGAWET ALAMI UNTUK MAKANAN

DIAR CHEISA GALUH SEPLIOKTA 
10-4KA3-7890

MACAM-MACAM BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MAKANAN 

Proses pengawetan alami pada umumnya telah banyak dilakukan masyarakat seperti proses penggaraman, pendinginan, pengeringan, pengalengan, dan penyinaran. Beberapa proses ini umumnya bersifat alami sehingga aman dan tidak menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan manusia. Produk pengawet ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya bahan baku yang mudah diperoleh, proses yang sederhana, waktu proses yang singkat serta tidak menggunakan bahan kimia dalam pembuatannya.
Pengawet pada produk makanan atau minuman sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan di dalam industri makanan. Apalagi perkembangan zaman menuntut produk makanan dan minuman yang serba praktis, tahan lama dan memiliki tampilan menarik. Solusi yang dilakukan industri pangan adalah menambahkan bahan pengawet agar kualitas produk meningkat dan tahan lama. Sebenarnya ada cara aman dan sehat dalam mengawetkan makanan, yaitu mengawetkan makanan secara alami.
Kualitas makanan ditentukan oleh cita rasa, tekstur, warna dan nilai gizi. Untuk meningkatkan kualitas mutu nilai pangan, pengawetan makanan bisa meningkatkan kualitas produk makanan. Seperti pada tujuan menambahkan pengawet makanan adalah memperpanjang daya simpan dengan cara mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.
Pengawet makanan digolongkan menjadi dua, pertama pengawet alami yang bisa diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula, garam dan asam. Golongan kedua adalah pengawet sintetis. Pengawet ini merupakan hasil sintesis secara kimia. Bahan pengawet sintetis mempunyai sifat lebih stabil, lebih pekat dan penggunaannya lebih sedikit. Kelemahan pengawet sitetis adalah efek samping yang ditimbulkan. Pengawet sintetis dipercaya bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa karsinogenik dalam pengawet. Contoh dari pengawet sintetis adalah nastrium benzoat, kalium sulfit dan nitrit. Penambahan pengawet alami jauh lebih baik karena dampak buruknya terhadap kesehatan lebih kecil.
Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk. Mari kita kenali satu persatu masing-masing jenis pengawet alami:



1. Garam 


Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam dapur merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain meningkatkan cita rasa garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air, sehingga adanya garam akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme mati karenadehidrasi.Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan pangan.Penggunaan garam sebagai pengawet biasanya dikenal dengan istilah penggaraman, seperti yang dilakukan pada proses pembuatan ikan asin, telur asin, atau asinan sayuran dan buah. Cara penggunaanya sangat sederhana, tinggal menambahkan garam dalam jumlah tinggi ke dalam bahan pangan yang akan diawetkan.

2. Gula Pasir 

Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal yang merupakan hasil pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Anda tentu sudah tahu bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9% sakarosa murni. Selain dijual dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual dalam bentuk tepung, populer dengan sebutan gulahalus.Gula pasir biasanya ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk memberikan rasa manis. Namun selain memberikan rasa, gula pasir juga berfungsi sebagai pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan akhirnya mati.Penggunaan gula sebagai pengawet, lazim disebut dengan istilah penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan. Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah manisan, selai, dodol, permen, sirup dan jeli.

3. Gula Merah


Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai pemanis sekaligus pengawet. Ini bisa digunakan untuk mengawetkan masakan, serundeng daging, bacem, dan lain sebagainya.

4. Kunyit


Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai pemanis sekaligus pengawet. Ini bisa digunakan untuk mengawetkan masakan, serundeng daging, bacem, dan lain sebagainya.Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai pemanis sekaligus pengawet. Ini bisa digunakan untuk mengawetkan masakan, serundeng daging, bacem, dan lain sebagainya.

5. Cuka

Cuka adalah produk hasil fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis cuka beredar di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren dan cuka limau. Masing-masing cuka ini diperoleh dari bahan dasar fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak yang disebut juga cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang sangat kuat.Biasanya cuka mengandung asam asetat 98%.Selain memberikan rasa asam pada masakan dan minuman, cuka juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jelly dan minuman. Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya simpan, cuka juga dapat mempertahankan warna atau mencegah reaksi browning/pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, sayuran dan buah akan lebih bertahan warnanya.

6. Jeruk Lemon 

Vitamin C dozis tinggi terkandung dalam buah jeruk lemon, yang diketahui mampu membunuh mikroorganisme perusak gizi makanan. Oksidasi makanan dapat dicegah dengan zat antioksidan yang ada dalam jeruk lemon. Sangat dianjurkan sebelum disimpan dalam lemari es, sebaiknya ikan, daging atau sayuran terlebih dahulu dilumuri perasan Jeruk Lemon.

7. Minyak 

Minyak diketahui memiliki kemampuan untuk memperlambat proses oksidasi dan membunuh mikroorganisme lebih cepat. Makanan yang digoreng atau diolah dengan minyak akan menjadi lebih tahan lama.

8. Cengkeh


Bangsa Cina dan India sejak dahulu telah menggunakan cengkeh untuk mencegah tumbuhnya jamur serta bakteri pada makanan. Karena cengkeh juga banyak tumbuh di Indonesia, selain digunakan untuk rempah,-rempah, tak ada salahnya bisa digunakan juga sebagai pengawet alami makanan sebagaimana penggunaannya oleh bangsa Cina danIndia.

9. Kayu Manis

Kayu manis, selain mengandung asam benzoate, juga memiliki aroma rempah khas juga mengandung antioksidan yang tinggi. Selain kayu manis bisa juga digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur, namun jamur-jamurnya harus spesifik karena tidak semua jamur bisa diatasi oleh kayu manis.

10. Ekstrak Wortel 

Ekstrak wortel (Daucus carota) umumnya digunakan sebagai bahan pengawet alami untuk bakso. Wortel mengandung antioksidan yaitu β-karoten, yang gunanya untuk mencegah atau mengharnbat fermentasi, pengasamanan dan peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Selain itu bisa juga mencegah dan menghambat rasa tengik yang diakibatkan udara dan mikroorganismeserta menambah kandungan gizi dalam makanan sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.

11. Air Kelapa

Air kelapa yang diberi mikroba akan menjadi pengawet alami bernama Asam sitrat (citric acid). Asam sitrat sekarang banyak dijual bebas ditoko kimia, namun bisa juga membuatnya sendiri bahan dan harganya bisa menjadi lebih murah.

12. Bawang Putih 

Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Hal ini desebabkan karena bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri. Kandungan allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram positif dan gram negatif.Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli, Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya adalah dapat mengurangi jumlah bakteri aerob, kaliform dan mikroorganisme lainya sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih akan lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.

13. Lidah Buaya 

Daging lidah buaya yang berupa gel bekerja melalui kombinasi dari beberapa mekanisme. Gel, yang sebagian besar terdiri dari polisakarida, berperan menghalangi kelembaban dan oksigen yang dapat mempercepat pembusukan makanan. Tetapi gel juga meningkatkan keamanan pangan. Gel lidah buaya mengandung beragam antibiotik dan anti cendawan yang berpotensi memperlambat atau menghalangi mikroorganisme yang mengakibatkan keracunan makanan pada manusia karena makanan yang sudah membusuk.

14. Keluak 

Kalowak atau keluak atau dikenal juga sebagai Buah Picung umumnya digunakan sebagai bahan pengawet untuk ikan yang masih segar. Bila di campur dengan garam sanggup mengawetkan ikan segar selama enam hari tanpa mengurangi kandungan gizinya.

15. Daun Gambir

Tanaman gambir (Uncariae Romulus et Uncus) di Indonesia daun dan getahnya digunakan untuk bahan kelengkapan untuk menyirih. Tanaman yang termasuk keluarga Rubiaceae ini juga sering digunakan untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, sariawan, dan sakit kulit, serta bahan penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil.Secara alami para produsen makanan sering menggunakan tanaman yang daunnya berbentuk bujur sangkar dengan permukaan licin ini untuk pengawet makanan. Pasalnya, dalam daun ini terdapat sebuah kandungan katekin yang dapat mengawetkan makanan dari kerusakan akibat mikroorganisme dan degradasi reaksi oksidasi (penyebab basi).

16. Chitosan 

Bahan pengawet makanan ini terbuat dari produk turunan dari polimer chitin atau zat tanduk yang terdapat pada kulit hewan laut berkulit keras, misalnya udang galah dan kepiting atau ranjungan. Idenya muncul dari kenyataan bahwa kulit kepiting dan udang tetap bertahan lama, meskipun sudah mati selama beberapa tahun lamanya. Umumnya digunakan untuk mengawetkan bakso dan tahu serta ikan asin.

17. Ekstrak Daun Rosemary

Ekstrak Daun Rosemary (Rosmarinus officinalis) yang lebih dikenal sebagai tanaman hias sudah ratusan tahun digunakan sebagai pemberi aroma harum dan enak untuk makanan serta mengandung anti oksidan. Ternyata ekstraknya bisa juga digunakan sebagai pengawet makanan. Ekstrak yang diperoleh dari penyulingan daun-nya mampu mencegah oksidasi dan dekomposisi makanan.

18. Karagenan 

Karagenan terbuat dari rumput laut, umumnya digunakan sebagai bahan pengawet alami pada produk makanan berupa mie basah, bakso dan nugget. Makanan yang mengandung karagenan akan menjadi lebih kenyal, serat tinggi dan kandungan antioksidan yang tinggi.

19. Air Endapan Abu Merang

Air Endapan Abu Merang umumnya digunakan untuk mengawetkan mie. Cara membuatnya cukup mudah, yaitu dengan membakar merang padi kemudian ambil abunya lalu larutkan dengan air, kemudian diendapkan sampai terpisah air dan abunya.

20. Asap Cair

Asap Cair (Liquid Smoke) berfungsi sebagai antimikroba dan antioksidan dan bersifat fungsional seperti anti jamur, antibakteri serta anti oksidan. Pemanfaatan Asap Cair digunakan untuk mengawetkan ikan dan daging sehingga bisa bertahan hingga duapuluh lima hari.

21. Kombinasi Daun Pandan dan Daun Teh

Daun pandan mengandung fenol dan saponin yang berfungsi sebagai antibakteri, sedangkan Daun Teh mengandung flavonoid dan tanin sebagai anti-mikroorganisme. Kolobrasi keduanya menghasilkan bahan pengawet yang biasa digunakan untuk membuat ikan asin, dan bisa menjadikan rasa ikan asin menjadi lebih lezat.







NB : Postingan ini untuk memenuhi soal EBTA KKPI tingkat 4


Original Link From :