Saturday, 7 May 2016
Video KKPI
Untuk melihat video ini kunjungi : https://www.youtube.com/watch?v=BFH5pG4134k&spfreload=5
Monday, 4 April 2016
Tugas KKPI : Praktik Industri
Assalamualaikum
Wr Wb
Di
kesempatan ini aku mau berbagi certita nih tentang pengalaman selama Praktik
Industri, Aku praktik industri di salah satu perusahaan besar dan terkenal di
kawasan Ciawi Bogor selama 6 bulan mulai tgl 3 Agustus 2015 sampai 27 Januari
2016, seharusnya sih cuma 5 bulan tapi karena banyak hal, alhasil kita harus
nambah sebulan lagi. Gak sedih sih, malahan seneng kali bisa lama lama di Bogor
hehe J .
Balik
lagi ke perusahaan tempat aku Praktik Industri produk produk dari perusahaan
ini sudah banyak dikenal masyarakat luas lho, ada produk susu, minuman serbuk,
biskuit, sirup, sereal, dll. Perusahan ini merupakan perusahaan yang secara
inovatif memproduksi berbagai produk makanan dan minuman kesehatan berkualitas
internasional dengan berbagai merk yang terpercaya. Melalui berbagai produk dan
event, Perusahaan ini menginspirasi dan membantu setiap individu untuk mencapai
keseimbangan hidup dengan menjalankan pola hidup sehat yang menyenangkan dan memperhatikan
asupan nutrisi sehingga dapat menikmati hidup sehat lebih lama.
Saat
praktik industri aku ditempatkan di Divisi Rnd Departemen Lab, yakni lab kimia.
Kegiatan dilab kimia setiap harinya ya menganalisa produk, bahan baku, supporting
matrial, sampel IPAL dll.. tujuannya untuk mengetahui apakah sampel yang diuji
memenuhi standar atau tidak. Analisa dilakukan secara konvensional dan
instrumen, karena aku masih berstatus anak PKL makanya aku dapat bagian analisa
konvensional, meskuipun begitu sangat dibolehkan bila ingin belajar mengenai
Instrumen di Lab Kimia, ntar bakalan diajarin kok ama Lab Technya J .
Analisa
yang sering banget aku lakuin di lab adalah :
1.
Analisa gula pereduksi
SOP :
1. Timbang
20 g sampel
2. (+)
25 mL aquadest
3. (+)
10 mL Luff Schrool
4. Panaskan
10 menit mendidih
5. Dinginkan
6. (+)
5 mL KI 20%
7. (+)
15 mL H2SO4 25%
8. Titrasi
dengan Na2S2O3 0,1 N sampai kuning
9. (+)
Amylum
10. Titrasi
lagi dengan Na2S2O3 ) 0,1 N sampai berwarna milky pink
2.
Analisa Gula Total
SOP:
1. Timbang
2 g sampel (jika padat) dan 10 g (jika cair)
2. Masukkan
dalam labu takar 250 mL (+) air sampai larut
3. (+)
5 mL Pb asetat ½ Basa (kocok)
4. (+)
1 tetes (NH4)2HPO4 10% bila timbul endapan putih maka penambahan Pb Asetat
sudah cuup
5. (+)
15 mL (NH4)2HPO4 10%
6. (+)
1-2 tetes (NH4)2HPO4 10% apabila tidak ada endapan maka penambahan (NH4)2HPO4
10% sudah cukup
7. Terra
8. Tunggu
memisah
9. Saring
supernatant liquidnya
10. Ambil
25 mL supernatant liquid yang sudah disaring
11. Masukkan
dalam labu ukur 100 mL
12. (+)
25 mL HCl 25%
13. Panaskan
dalam waterbath sampai suhu 68-70 C dan tunggu selama 10 menit
14. Dinginkan
15. (+)
PP
16. (+)
NaOH 30% sampai netral (pH indikator)
17. Terra
18. Ambil
10 mL
19. (+)
15 mL air
20. (+)
25 mL Luff Schrool
21. Panaskan
sampai mendidih 10 menit
22. Dinginkan
23. (+)
10 mL KI 20%
24. (+)
25 mL H2SO4 25%
25. Titrasi
dengan Na2S2O3 0,1 N seperti analisa gula pereduksi
26. Lakukan
analisa blanko
3.
Analisa COD ( biasanya sampel input dan
output limbah)
SOP :
1. Siapkan
erlenmeyer untuk Blanko, Input IPAL dan
Output IPAL
2. (+)
HgSO4 0,5 g
3. (+)
3 mL H2SO4 pekat
4. (+)
batu didih
5. (+)
25 mL K2Cr2O7
6. (+)
25 mL H2SO4 pekat
7. Pada
masing masing erlenmeyer masukkan sampel sebanyak 25 mL.
(untuk sampel input
dilakukan pengenceran 5X)
8. Refluk
selama 2 jam
9. (+)
air 100 mL
10. Titrasi
dengan Ferro Amonium Sulfat dengan indikator Ferroin . TAT : merah bata
Ppm = ( mL FAS
(blanko-sampel) * N FAS * 8000 ) / mL contoh
4.
Penetapan Nilai Permanganat (Bahan Organik)
SOP
Pembebasan erlenmeyer dari zat organik :
1. Erlemmeyer
2. (+)
100 mL air demin
3. (+)
5 mL H2SO4 BZO
4. (+)
tetes KMnO4 0,01 N
5. Panaskan
hingga mendidih 10 menit
6. Pastikan
warna merah pada dinding erlenmeyer tidak hilang
7. Jika
warna hilang maka tambahkan KMnO4 kembali
8. Buang
isi erlenmeyer
9. Erlenmeyer
siap digunakan
Analisa :
1. Ambil
100 ml sampel (duplo)
2. Masukkan
dalam erlenmeyer BZO
3. Tambah
KMn04 0,01 N sampai pink
4. (+)
5 mL H2SO4 BZO
5. Panaskan
1 menit mendidih
6. (+)
10 mL KMnO4 0,01 N
7. Didihkan
hingga mendidih 10 menit
8. (+)
10 mL H2C2O4 0,01N hingga warna pink hilang
9. Dinginkan
(70 C)
10. Titrasi
cepat cepat dengan KMnO4 0,01 N hingga TAT merah muda seulas
Ppm = ((mL KMnO4 +
10 mL) – ( mL H2C2O4) * 31,6 * 106 ) / ( ml contoh * 103
)
5.
Penetapan Klorin (Titrimetri)
SOP :
1. Timbang
1 g KI dalam erlenmeyer bertutup
2. (+)
2 mL asam asetat glasial
3. (+)
25 mL air demin
4. (+)
1 mL sampel
5. Titrasi
cepat cepat dengan Na2S2O3 hingga kuning
6. (+)
amylum
7. Titrasi
kembali hingga TAT colourless (titrasi harus dilakukan cepat cepat karena
klorin mudah menghilang)
Ppm = ( V pentitar *
N Pentitar * 35,5 *1000 ) / Volume contoh
6.
Kemurnian Ca Ascorbate
SOP :
1. Timbang
0,05 g Ca Ascorbate
2. (+)
100 mL aquadest
3. (+)
Amylum
4. Titar
dengan IOD 0,1 N
Kemurnian Ca Ascorbate:
% = (((mL Iod * N IOD)/0,1) * 10,66 * 100% )/ mg sampel
Kadar Vitamin C dalam Ca Askorbat
% = (((mL Iod * N IOD)/0,1) * 8,806 * 100% )/ mg sampel
Itu
tadi Cuma beberapa saja yang dijabarkan, selain itu masih banyak lagi analisa
yang sering aku lakuin di Lab yakni :
Keasaman Total
Kebasaan Total
Berat jenis (gravimetri)
Brix dan Indeks Bias (Refraktometri)
Kadar lemak (majonier)
Kadar Fosfor ( spektro)
Kadar Besi (Spektro)
Klorin (Kolorimetri)
TDS (TDS meter)
pH (pH meter)
DHL (Konduktometer)
Kadar Ca (titrimetri)
Kesadahan total
Dll
Kebasaan Total
Berat jenis (gravimetri)
Brix dan Indeks Bias (Refraktometri)
Kadar lemak (majonier)
Kadar Fosfor ( spektro)
Kadar Besi (Spektro)
Klorin (Kolorimetri)
TDS (TDS meter)
pH (pH meter)
DHL (Konduktometer)
Kadar Ca (titrimetri)
Kesadahan total
Dll
Selain
melakukan analisa rutin seperti diatas, pastinya untuk mendukung analisa
tersebut dapat dilakukan, harus dipersiapkan semua reagen yang dibutuhkan. Namun
dalam hal membuat reagen ataupun larutan standar/larutan baku ada beberapa
reagen yang belum pernah aku buat bahkan aku nggak tau (masih asing buat aku)
dan aku baru mulai tau dan membuatnya ketika PI di Lab kimia ini, diantaranya :
1.
Vanadat-Molibdat (untuk analisa Fosfor
spektro)
A. 20
g Am.Molibdat (NH4)6Mo7O24.4H2O + 400 mL air
B. 1 g
Am Vanadat NH4VO3 + 300 mL air -> dinginkan -> (+) 140 mL HNO3 pekat
A + B diaduk (+) air sampai 1 L
2.
Membuat larutan Carrez (untuk preparasi
sampel susu analisa Vit C HPLC)
Carrez 1 = 15 g K4[Fe(CN)6].3H2O -> 100 mL
Carrez 2 = 40 g ZnSO4.7H2O -> 100 mL
3.
Membuat luff schrool ( analisa gula)
A. 143,8
g Na2CO3 + 200 mL air demin
B. 50
g asam sitrat + air hingga 50 mL
Masukkan lar B dalam
lar A. Campuran ini (+) 25 g CuSO4.5H2O
4.
Membuat FAS 0,25 N (analisa COD)
98 g Fe(NH4)2(SO4).6H2O diarutkan dalam labu ukur 1L (+)
20 mL H2SO4 pekat
Dinginkan, terra
5.
Membuat H2SO4 BZO (analisa Bahan Organik)
1 L
aquadest (+) 222 mL H2SO4 pekat (+) KMnO4 sampai pink -> panaskan mendidih
10 menit (+) KMnO4 sampai pink
Itu
tadi beberapa pelajaran yang aku dapat selama melaksanakan PI. Banyak ilmu yang
didapat dan kegiatan PI ini sangat bermanfaat buat aku. Ini nih sedikit
pelajaran yang aku dapetin selama PI semoga bermanfaat yak.. J
Hatur
Nuhun
Monday, 21 March 2016
EBTA KKPI : PENGAWET ALAMI UNTUK MAKANAN
DIAR CHEISA GALUH SEPLIOKTA
10-4KA3-7890
MACAM-MACAM BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MAKANAN
Proses
pengawetan alami pada umumnya telah
banyak dilakukan masyarakat seperti proses penggaraman, pendinginan,
pengeringan, pengalengan, dan penyinaran. Beberapa proses ini umumnya bersifat
alami sehingga aman dan tidak menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan
manusia. Produk pengawet ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya bahan
baku yang mudah diperoleh, proses yang sederhana, waktu proses yang singkat
serta tidak menggunakan bahan kimia dalam pembuatannya.
Pengawet
pada produk makanan atau minuman sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan di
dalam industri makanan. Apalagi perkembangan zaman menuntut produk makanan dan
minuman yang serba praktis, tahan lama dan memiliki tampilan menarik. Solusi
yang dilakukan industri pangan adalah menambahkan bahan pengawet agar kualitas
produk meningkat dan tahan lama. Sebenarnya ada cara aman dan sehat dalam
mengawetkan makanan, yaitu mengawetkan makanan secara alami.
Kualitas
makanan ditentukan oleh cita rasa, tekstur, warna dan nilai gizi. Untuk
meningkatkan kualitas mutu nilai pangan, pengawetan makanan bisa meningkatkan
kualitas produk makanan. Seperti pada tujuan menambahkan pengawet makanan
adalah memperpanjang daya simpan dengan cara mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk.
Pengawet
makanan digolongkan menjadi dua, pertama pengawet alami yang bisa diperoleh
dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula, garam dan asam. Golongan
kedua adalah pengawet sintetis. Pengawet ini merupakan hasil sintesis secara
kimia. Bahan pengawet sintetis mempunyai sifat lebih stabil, lebih pekat dan
penggunaannya lebih sedikit. Kelemahan pengawet sitetis adalah efek samping
yang ditimbulkan. Pengawet sintetis dipercaya bisa menimbulkan efek negatif
bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa
karsinogenik dalam pengawet. Contoh dari pengawet sintetis adalah nastrium
benzoat, kalium sulfit dan nitrit. Penambahan pengawet alami jauh lebih baik
karena dampak buruknya terhadap kesehatan lebih kecil.
Selain
bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari
bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa dan kluwak.
Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk. Mari
kita kenali satu persatu masing-masing jenis pengawet alami:
1. Garam
Garam
dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam dapur merupakan bumbu
utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa asin. Selain meningkatkan
cita rasa garam juga berfungsi sebagai pengawet. Sifat garam dapur adalah
higroskopis atau menyerap air, sehingga adanya garam akan menyebabkan sel-sel
mikroorganisme mati karenadehidrasi.Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan reaksi autolisis yang
dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan pangan.Penggunaan garam sebagai
pengawet biasanya dikenal dengan istilah penggaraman, seperti yang dilakukan
pada proses pembuatan ikan asin, telur asin, atau asinan sayuran dan buah. Cara
penggunaanya sangat sederhana, tinggal menambahkan garam dalam jumlah tinggi ke
dalam bahan pangan yang akan diawetkan.
2. Gula Pasir
3. Gula Merah
Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai
pemanis sekaligus pengawet. Ini bisa digunakan untuk mengawetkan masakan,
serundeng daging, bacem, dan lain sebagainya.
4. Kunyit
Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai
pemanis sekaligus pengawet. Ini bisa digunakan untuk mengawetkan masakan,
serundeng daging, bacem, dan lain sebagainya. Seperti halnya gula tebu, gula merah juga berfungsi sebagai
pemanis sekaligus pengawet. Ini bisa digunakan untuk mengawetkan masakan,
serundeng daging, bacem, dan lain sebagainya.
5. Cuka
Cuka adalah produk hasil
fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis cuka beredar di pasaran,
seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren dan cuka limau. Masing-masing cuka ini
diperoleh dari bahan dasar fermentasi yang berbeda. Adalagi satu jenis cuka
yang sering digunakan untuk memasak yang disebut juga cuka masak. Cuka jenis
ini adalah cuka sintetis/kimiawi dengan rasa asam yang sangat kuat.Biasanya
cuka mengandung asam asetat 98%.Selain memberikan rasa asam pada masakan dan
minuman, cuka juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya
diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jelly dan minuman. Penggunaanya
disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain meningkatkan daya
simpan, cuka juga dapat mempertahankan warna atau mencegah reaksi
browning/pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan penambahan cuka, sayuran
dan buah akan lebih bertahan warnanya.
6. Jeruk Lemon
7. Minyak
8. Cengkeh
Bangsa Cina dan India sejak dahulu telah
menggunakan cengkeh untuk mencegah tumbuhnya jamur serta bakteri pada makanan.
Karena cengkeh juga banyak tumbuh di Indonesia, selain digunakan untuk
rempah,-rempah, tak ada salahnya bisa digunakan juga sebagai pengawet alami
makanan sebagaimana penggunaannya oleh bangsa Cina danIndia.
9. Kayu Manis
10. Ekstrak Wortel
Ekstrak wortel (Daucus carota) umumnya
digunakan sebagai bahan pengawet alami untuk bakso. Wortel mengandung
antioksidan yaitu β-karoten, yang gunanya untuk mencegah atau
mengharnbat fermentasi, pengasamanan dan peruraian lain terhadap
makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Selain itu bisa juga
mencegah dan menghambat rasa tengik yang diakibatkan udara dan mikroorganismeserta
menambah kandungan gizi dalam makanan sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
11. Air Kelapa
Air
kelapa yang diberi mikroba akan menjadi pengawet alami bernama Asam
sitrat (citric acid). Asam sitrat sekarang banyak dijual bebas ditoko
kimia, namun bisa juga membuatnya sendiri bahan dan harganya bisa menjadi lebih
murah.
12. Bawang Putih
Bawang putih (Allium
sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Aroma dan rasanya yang
khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai
bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Hal ini
desebabkan karena bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri.
Kandungan allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri gram
positif dan gram negatif.Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli,
Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat lainya
adalah dapat mengurangi jumlah bakteri aerob, kaliform dan mikroorganisme
lainya sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang putih akan lebih awet.
Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke dalam potongan daging atau ikan
dan simpan di dalam freezer. Dengan cara ini daging atau ikan bisa bertahan 20
hari.
13. Lidah Buaya
Daging lidah buaya yang berupa gel bekerja melalui kombinasi dari
beberapa mekanisme. Gel, yang sebagian besar terdiri dari polisakarida,
berperan menghalangi kelembaban dan oksigen yang dapat mempercepat pembusukan
makanan. Tetapi gel juga meningkatkan keamanan pangan. Gel lidah buaya
mengandung beragam antibiotik dan anti cendawan yang berpotensi memperlambat
atau menghalangi mikroorganisme yang mengakibatkan keracunan makanan pada
manusia karena makanan yang sudah membusuk.
14. Keluak
Kalowak
atau keluak atau dikenal juga sebagai Buah Picung umumnya
digunakan sebagai bahan pengawet untuk ikan yang masih segar. Bila di campur dengan
garam sanggup mengawetkan ikan segar selama enam hari tanpa mengurangi
kandungan gizinya.
15. Daun Gambir
Tanaman gambir (Uncariae Romulus et Uncus) di
Indonesia daun dan getahnya digunakan untuk bahan kelengkapan untuk menyirih.
Tanaman yang termasuk keluarga Rubiaceae ini juga sering digunakan untuk obat
luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, sariawan, dan sakit kulit, serta
bahan penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil.Secara alami para produsen
makanan sering menggunakan tanaman yang daunnya berbentuk bujur sangkar dengan
permukaan licin ini untuk pengawet makanan. Pasalnya, dalam daun ini terdapat
sebuah kandungan katekin yang dapat mengawetkan makanan dari kerusakan akibat
mikroorganisme dan degradasi reaksi oksidasi (penyebab basi).
16. Chitosan
Bahan pengawet makanan ini terbuat dari produk
turunan dari polimer chitin atau zat tanduk yang
terdapat pada kulit hewan laut berkulit keras, misalnya udang galah dan
kepiting atau ranjungan. Idenya muncul dari kenyataan bahwa kulit kepiting dan
udang tetap bertahan lama, meskipun sudah mati selama beberapa tahun lamanya.
Umumnya digunakan untuk mengawetkan bakso dan tahu serta ikan asin.
17. Ekstrak Daun Rosemary
Ekstrak Daun Rosemary (Rosmarinus
officinalis) yang lebih dikenal sebagai tanaman hias sudah ratusan tahun
digunakan sebagai pemberi aroma harum dan enak untuk makanan serta mengandung
anti oksidan. Ternyata ekstraknya bisa juga digunakan sebagai pengawet makanan.
Ekstrak yang diperoleh dari penyulingan daun-nya mampu mencegah oksidasi dan dekomposisi makanan.
18. Karagenan
Karagenan
terbuat dari rumput laut, umumnya digunakan sebagai bahan pengawet alami pada
produk makanan berupa mie basah, bakso dan nugget. Makanan yang mengandung
karagenan akan menjadi lebih kenyal, serat tinggi dan kandungan antioksidan yang
tinggi.
19. Air Endapan Abu Merang
Air Endapan Abu Merang umumnya digunakan untuk
mengawetkan mie. Cara membuatnya cukup mudah, yaitu dengan membakar merang padi
kemudian ambil abunya lalu larutkan dengan air, kemudian diendapkan sampai
terpisah air dan abunya.
20. Asap Cair
Asap Cair (Liquid Smoke) berfungsi
sebagai antimikroba dan antioksidan dan bersifat fungsional seperti anti jamur,
antibakteri serta anti oksidan. Pemanfaatan Asap Cair digunakan untuk
mengawetkan ikan dan daging sehingga bisa bertahan hingga duapuluh lima hari.
21. Kombinasi Daun Pandan dan Daun Teh
Daun pandan mengandung fenol dan saponin yang
berfungsi sebagai antibakteri, sedangkan Daun Teh mengandung flavonoid dan tanin sebagai anti-mikroorganisme.
Kolobrasi keduanya menghasilkan bahan pengawet yang biasa digunakan untuk
membuat ikan asin, dan bisa menjadikan rasa ikan asin menjadi lebih lezat.
NB : Postingan ini untuk memenuhi soal EBTA KKPI tingkat 4
Original Link From :
Subscribe to:
Posts (Atom)